Rabu, 27 Januari 2010

Kak Linda, Tetanggaku Yang Baik

Perkenalkan namaku Rendi, umurku saat ini 19 tahun. Kuliah dikota S yang terkenal dengan sopan santunnya. Aku anak kedua setelah kakakku Ana. Ibuku bekerja sebagai pegawai negeri sipil dan ayahku juga bekerja di kantor. Tinggi badanku biasa saja layaknya anak seusiaku yakni 169 kg. Di situs ini aku akan menceritakan kisah unikku. Pengalaman pertama dengan apa yang namanya sex. Kisah ini masih aku ingat selamanya karena pengalaman pertama memang tak terlupakan. Saat itu usiaku masih 10 tahun pada waktu itu aku masih kelas 4 SD. Kisah ini benar benar aku alami tanpa aku rubah sedikit pun.
Aku punya teman sebayaku namanya Putri, dia juga duduk di bangku SD. Aku dan dia sering main bersama. Dia anak yang sangat manis dan manja. Dia mempunyai dua kakak. Kakak pertama namanya Rio di sudah bekerja di Jakarta. Dan kakaknya yang satu lagi namanya Linda. Saat itu dia kuliah semester 4 jurusan akuntansi salah satu perguruan tinggi di kota kelahiranku. Dia lebih cantik dari pada adiknya Putri. Tingginya kira kira 160 cm dan ukuran payudaranya cukup seusianya tidak besar banget tapi kenceng.
Waktu itu hari sangat panas, aku dan Putri sedang main dirumahnya. Maklum rumahku dan rumahnya bersebelahan. Saat itu ortu dari Putri sedang pergi ke Bandung untuk beli kain. Putri ditinggal bersama kakaknya Linda.
“Main dokter dokter yuk, aku bosen nich mainan ini terus”ajak Putri
Segera aku siapkan mainannya. Aku jadi dokter dan dia jadi pasiennya. Waktu aku periksa dia buka baju. Kami pun melakukan seperti itu biasa karena belum ada naluri seperti orang dewasa, kami menganggap itu mainan dan hal itu biasa karena masih kecil. Waktu aku pegang stetoskop dan menyentuhkannya didadanya. Aku tidak tahu perasaanya. Tapi aku menganggapnya mainan. Waktu itu pintu tiba tiba terbuka. Linda pulang dari kampusnya. Dengan masih telanjang dada Putri menghampiri kakaknya di depan pintu masuk.
“Hai Kak baru pulang dari kampus”
“Ngapain kamu buka baju segala” Kak Linda memandangi adiknya.
“Kita lagi main dokter dokteran, aku pasiennya sedangkan Rendi jadi dokternya, tapi sepi Kak masa pasiennya cuma satu. Kakak lelah nggak. Ikutan main ya kak?”
“Oh mainan toh.. Ya sudah aku nyusul, aku mau ganti pakaian dulu gerah banget nih”
Kami bertiga pun segera masuk ke kamar lagi, aku dan Putri asyik main dan Kak Linda merebahkan tubuhnya ditempat tidur disamping kami. Aku melihat Kak Linda sangat cantik ketika berbaring. Setelah beberapa menit kemudian dia memperhatikan kami bermain dan dia terbengong memikirkan sesuatu.
“Ayo Kak cepetan, malah bengong” ajak Putri pada kakaknya.
Lalu dia berdiri membuka lemari. Dia kepanasan karena udaranya. Biasanya dia menyuruh kami tunggu di luar ketika dia ganti baju
“Ayo tutup mata kalian, aku mau ganti nih soalnya panas banget” Kak Linda menyuruh kami.
Dia melepaskan pakaian satu persatu dari mulai celana panjangnya, dia memakai CD warna putih berenda dengan model g-string. Saat itu dia masih dihadapan kami. Tertampang paha putih bersih tanpa cacat. Setelah itu dia melepas kemejanya dicopotnya kancing stu perstu. Setelah terbuka seluruh kancingnya, aku dapat melihat bra yang dipakainya. Lalu dia membelakangi kami, dia juga melepas branya setelah kemejanya ditanggalkan. Aku pun terbengong melihatnya karena belum pernah aku melihat wanita dewasa telanjang apa lagi ketika aku melihat pantatnya yang uuhh. Dia memilih baju agak lama, otomatis aku melihat punggungnya yang mulus dan akhirnya dia memakai baby doll dengan potongan leher rendah sekali tanpa bra dan bahannya super tipis kelihatan putingnya yang berwarna coklat muda. Kulitnya sangat putih dan mulus lebih putih dari Putri. Putri melihatku.
“Rendi koq bengong belum lihat kakakku buka baju ya? Lagian kakak buka baju nggak nyuruh kita pergi.”
Kak Linda ngomel,”Idih kalian masih kecil belum tahu apa apa lagian juga aku nggak ngelihatin kalian langsung. Mau lihat ya Ren?”dia bercanda.
Akupun menundukan mukaku karena malu.”Tapikan kak, susunya kakak sudah gede segitu apa nggak malu ama Rendi.”
Putri menjawab ketus.”Kamu aja telanjang kayak itu apa kamu juga nggak malu sudah ayo main lagi.” Linda menjawab adiknya. Kami pun bermain kembali.
Giliran Kak Linda aku periksa. Dia menyuruh aku memeriksanya, dia agak melongarkan bajunya. Ketika stetoskop aku masukkan di dalam bajunya lewat lubang lehernya, tepat kena putingnya. Dia memekik. Aku pun kaget tapi aku pun tidak melihatnya karena malu. Dia menyuruhku untuk untuk lama lama didaerah itu. Dia merem melek kayak nahan sesuatu, dipegangnya tanganku lalu ditekan tekan daerah putingnya. Aku merasa sesuatu mengeras.
“Kak ngapain.. Emang enak banget diperiksa.. Kayak orang sakit beneran banget.” Putri Tanya ama kakaknya.
Kak Linda pun berhenti.”Yuk kita mandi soalnya sudah sore lagikan kamu Putri ada les lho nanti kamu ketinggalan.” Ajak Kak Linda pada kami berdua. Dia menyuruh bawa handuk ama baju ganti.
Setelah mengisi air, aku pun membuka bajuku tanpa ada beban yang ada dan telanjang bulat begitu juga ama Putri. Kamipun bermain air di bathup. Kamar mandi disini amat mewah ada shower bathup dan lain lain lah, maklum dia anak terkaya dikampungku. Setelah itu pintu digedor ama kakaknya dia suruh buka pintu kamar mandinya. Aku pun membukanya. Kak Linda melihatku penuh kagum sambil menatap bagian bawahku yang sudah tanpa pelindung sedikitpun, aku baru tahu itu namanya lagi horny. Lalu dia masuk segera di membuka piyama mandinya. Jreng.. Hatiku langsung berdetak kencang, dia menggunakan bra tranparan ama CD yang tadi dia pake dihadapan kami.
“Bolehkan mandi bersama kalian lagian kalian kan masih anak kecil.”
“Ihh.. Kakak.. Punya kakak itu menonjol” ledek adiknya.
Dia hanya tersenyum menggoda kami terutama aku.”biarin”sambil dia pegang sendiri puting dia menjawab lalu dia membasahi badannya ama air di shower. Makin jelas apa yang nama payudara cewek lagi berkembang. Beitu kena air dari shower bra Kak Linda agak merosot kebawah. Lucu banget bentuknya pikirku. Payudaranya hendak seakan melompat keluar.
“Ayo cepat turun dulu, aku kasih busa di bathupnya..”.
Putri bergegas keluar tapi aku tidak, aku takut kalau ketahuan anuku mengeras, aku malu banget. Baru kali ini aku mengeras gede banget. Lalu Kak Linda mendekat dan melihatku serta menyuruhku untuk turun. Aku turun dengan tertunduk muka Kak Linda melihat bagian bawahku yang sudah mengeras sama pada waktu aku bermain tapi bedanya sekarang langsung dihadapan mata. Dia hanya tersenyum padaku. Aku kira dia marah. Dia kayak sengaja menyenggol senjataku dengan paha mulusnya.
“Ooohh.. Apa itu..” (pura pura dia tidak tahu) Putripun tertawa melihatnya.
“Itu yang dinamakan senjatanya laki laki yang lagi mengeras tapi culun ya kalau belum disunat” Kak Linda memberitahukan pada adiknya.
Setelah busanya melimpah di air kami pun nyebur bareng.
“Adik adik, Kakak boleh nggak membuka bra kakak” pinta Kak Linda pada kami.
“Buka aja to Kak lagian kalau mandi pakai pakaian kayak orang desa.” adiknya menjawab.
Tapi aku nggak bisa jawab. Dengan pelan pelan kancing dibelakang punggung dibukanya lalu lepas sudah pengaman dan pelindung susunya. Dengan telapak tangannya dia menutupi payudaranya.
“Sudah buka aja sekalian CD nya nanti kotor kena bau CD kakak,” ujar Putri kepada kakaknya.
Segera dia berdiri diatas bathup melorotkan CDnya dengan hati hati(kayaknya dia sangat menunggu ekspresiku ketika melihat wanita telanjang bulat dihadapannya). Ketika dia berdiri membetulkan shower diatas kami, aku melihat seluruh tubuhnya yang sudah telanjang bulat.
“Kak anu.. anu.. Susu kakak besarnya, ama bawahan kakak ada rambutnya dikit,” aku memujinya.
dia hanya tersenyum dan memberitahu kalau aslinya bawahan nya lebat hanya saja rajin dicukur. Dia agak berlama lama berdiri kayaknya makin deket aja bagian sensitivenya dengan wajahku, ada sesuatu harum yang berbeda dari daerah sekitar itu. Kak Linda terus berdiri sambil melirikku.
Sambil membilasi payudaranya dengan air hangat serta digoyang dikit dikit bokong bahenolnya. Dia menghadap kami sambil mnyiram bagian sensitifnya. Aku pun tak berani langsung menatapnya. Sambil memainkan payudaranya sendiri dia punya saran plus ide gila.
“Mainan yuk. Aku jadi ibunya, kamu jadi anaknya.”
Lalu Kak Linda menyuruh mainan ibu ibuan, dia menyuruh kami jadi bayi. Lalu dia menyodorkan susunya pada kami.
“Anakku kasihan, sini ibu beri kamu minum” dia berkata pada kami.
Putri pun langsung mengenyot puting susu kakaknya, tapi aku pun tak bergerak sama sekali, lalu dia langsung menyambar kepalaku ditarik ke arah payudaranya.
“Ayo sedot yang kuat.. Ahh.. Cepet.. Gigit pelan pelan.. Acchh,” kata itu keluar.
Tapi koq nggak keluar airnya. Punya Mama keluar air susunya. Tiba tiba Putri berhenti.
“Uhh.. Ini kan namanya mainan jadi nggak beneran. Kamu udahan aja sudah jamnya kamu les” Putri pun bergegas turun dan berganti pakaian sejak saat itu aku tak memdengar langkah dia lagi.
Aku pun masih disuruh mainan dengan putingnya tangan kiriku dikomando supaya meremas susu kirinya. Tiba tiba ada sesuatu yang bikin aku bergetar, ada sesuatu yang berambat dan memegangi anuku. Dengan kanan kanan memegangi tangan kiriku untuk meremas payudaranya ternyata tangan kanannya memainkan penisku.
Segera dia memerintahkan untuk turun dari situ. Kami pun turun dari situ. Lalu. Dia duduk di pingiran sambil membuka selakangannya. Aku baru melihat rahasia cewe.
“Rendi ini yang dinamakan vagina, punya cewek. Tadi waktu kakak berdiri aku tahu kalau kamu memperhatikan bagian kakak yang ini. Ayo aku ajarin gimana mainan ama vagina” akupun hanya mengangguk.
Dia menyuruh menjilatinya setelah dia mengeringkannya dengan handuk. Aku pun menjulurkan lidahku kesana tapi bagian luarnya. Dia hanya tersenyum melihatku. Dengan jari tangan nya dia membuka bagian kewanitaan itu. Aku benar benar takjub melihat pemandangan kayak itu. Warnanya merah muda seperti sebuah bibir mungil. Setelah dia buka kemaluannya, lalu dia suruh aku supaya menjilatinya. Ada cairan sedikit yang keluar dari bagian itu rasanya asin tapi enak. Disuruh aku menyodok dengan kedua jariku, terasa sangat becek. Dia menyuruhku berhenti sejenak. Ketika dia menggosok gosok sendiri dengan tangannya dengan cepat lalu dia menyambar kepalaku dengan tangannya ditempelkan mukaku dihadapannya.
Seerr.. Serr.. bunyi air yang keluar dari vaginanya banyak sekali. Sambil berteriak plus mendesis lagi merem melek. Setelah itu dia jongkok, aku kaget ketika dia langsung menjilati kepala penisku. Di buka bagian kulup hingga kelihatan kepalanya.
“Kakak enggak jijik ya kan buat kencing” aku bertanya pada dia tapi dia terus mengulumnya maju mundur.
Sakit dan geli itu yang kurasakan tapi lama lama enak aku langsung rasanya seperti kencing tapi tidak jadi. Dia menggunakan sabun cair katanya biar agak licin jadi nggak sakit. Saking enaknya aku bagai melayang badanku bergetar semua. Setelah dibilas dia mengkulum penisku, semua masuk didalam mulutnya.
“Kak aku mau kencing dulu” aku menyela.
Setelah itu dia berbaring dilantai dia menyuruh bermain dengan kacang didalam vaginanya. Pertama aku tidak tahu, dia memberi tahu setelah dia sendiri membukanya. Aku sentuh bagian itu dengan kasar dia langsung menjerit dia mengajari bagaimana seharusnya melakukannya. Diputar putar jariku disana tiba tiba kacanga itu menjadi sangat keras.
Sekitar 5 menit aku bermain dengan jariku kadang dengan lidahku. Keluar lagi air dari vaginanya. Aku disuruh terus menyedotnya. Dia kayaknya sangat lemas lunglai. Setelah beberapa saat dia memegang penisku dan menuntunnya di vagina.
“Coba masukan anumu ke dalam sana pasti aku jamin enak banget rasanya” dia menyuruhku.
Dengan hati-hati aku masukkan setelah masuk aku diam saja. Dia menyuruh aku untuk menekan keras. Dan bless masuk semuanya dia memberi saran kayak orang memompa. Masuk-keluar.
“Acchc terus.. yang cepet.. ah.. ah.. ah..” dia mendesis, dia menggoyangkan pantatnya yang besar kesana kemari.
Tapi sekitar 3 menit rasanya penisku kayak diremas oleh kedua daging itu lalu aku ingin sekali pipis. Saat itu penisku kayak ada yang air mengalir. Dan serr.. seerrs air kencingku membanjiri bagian dalamnya. Setelah kelelahan kami pun keluar dia langsung pergi ke kamar masih keadaan bugil. Kemudian dia berbaring karena lelah, aku mendekatinya dan dia memelukku seperti adiknya, payudaranya nempel di mukaku. Setelah aku melihat wajahnya dia menangis. Lalu dia menyuruh aku pulang. Aku mengenakan pakaian dan pulang. Dia menyuruh merahasiakan kalau aku berbicara ama orang lain aku nggak boleh bermain ama adiknya.
Kami pun terus melakukannya sekitar 1 tahun tanpa ada siapa yang tahu. Sekitar aku kelas 1 SMP dia kawin ama temannya karena dia hamil. Ketika 2 minggu lalu (saat ini) aku bertemu dia bertanya masih suka main seperti dulu. Akupun hanya tertawa ketika aku tahu itu yang namanya sex dan aku ngucapin terima kasih buat kakak, itu adalah pengalamanku yang pertama. Buat pembaca aku masih punya cerita nyata yang tak kalah seru tunggu aja.

Pengalaman Bercinta dengan Tante Rina

Namaku Donal, umurku 21 tahun, saya tinggal di kota Manado. Saya akan menceritakan pengalaman saya yang benar-benar terjadi dan begitu indah tak terlupakan bersama seorang perempuan yang sudah bersuami, namanya Tante Rina.

*****
Kejadian ini terjadi di medio November 2003 yang lalu, ceritanya berawal dari ketika aku menelepon ke teman saya. Ternyata nomor yang saya tuju salah sambung, malahan tersambung ke nomor rumah orang yang tak saya kenal. Pada saat itu yang mengangkat telpon adalah seorang perempuan yang saya taksir umurnya sekitar 30 tahun, karena suaranya yang begitu sopan dan berwibawa. Saya mencoba untuk mencari bahan pembicaraan lain agar supaya jangan putus, ternyata dia merespon, setelah itu.. Terus saya bertanya kepadanya apakah sudah punya pacar atau belum, dan dia menjawab belum punya pacar (padahal sudah bersuami).
Di dalam pembicaraan kami berdua, saya selalu memancing Tante Rina supaya dia bercerita tentang kehidupan pribadinya, dan ternyata Tante Rina menyembunyikannya, karena didalam pikiran Tante Rina orang yang baru dikenal sudah ingin cari tahu kehidupan pribadinya. Setelah sekian lama kami ngobrol di telpon akhirnya kami mencatat nomor kami masing-masing.
Keesokan harinya saya menelpon dia (Tante Rina). Kali ini pembicaraan ngalor-ngidul, dan saya terus memancing Tante Rina agar mau bercerita tentang kehidupan pribadinya. Memang pertamanya Tante Rina tidak mau bercerita tapi setelah saya bertanya terus akhirnya Tante Rina mau buka rahasia kehidupan pribadinya. Tanpa disadari ketika bicara tentang pengalaman pacaran, dia bilang, mohon maaf kalau sebelumnya dia berbohong kepada saya kalau dia belum punya pacar padahal sudah punya suami.
Tapi hubungannya dengan suaminya tidak terlalu bahagia karena agak bosan, itu diakibatkan suaminya sering melantarkan kehidupan seksnya. Akhirnya saya makin berani dan pasti lalu kutanyakan bagaimana rasanya ketika bulan madunya apakah ada yang sangat istimewa karena saya sama sekali belum pernah merasakan berdekatan dengan wanita (walau itu yang namanya ciuman). Dia bilang, itu sih alamiah.. Kali ini dia tidak malu-malu lagi. Lalu kutanya lagi,
“Gaya apa yang biasa dilakukan”.
Tante Rina menjawab kalau suamiku pada awal permainan sangat suka mencium leherku kemudian baru menghisap payudara.. Lalu kutanya lagi,
“Kalau Tante Rina senangnya dimana?”.
Lalu Tante Rina menjawab,” Aku senangnya kalau lagi diatas perut,” balasnya manja.
Masih dipercakapan telepon juga kutanyakan,”Tolong dong Tante ajarin aku”.
Jawab Tante,” Enak saja.. Cari saja perempuan yang masih single kemudian nikahi.. Bereskan.!,” balasnya dengan nada sedikit genit.
Ternyata Tante Rina ini jinak-jinak merpati.. Aku makin menjadi semakin tertantang. Lalu kucoba pancing lagi.
“Iyah deh.. Nggak usah yang berat-berat.. Ciuman aja..” ternyata Tante Rina mulai memberi angin dengan memberi jawaban,
“Lihat saja belum, sudah mau cium-cium.. Entar sudah lihat malah lari..”
Aku menimpa kembali,” Siapa yang lari saya atau Tante?”
Dia menjawab,” Sudah ketemu aja deh.. Dimana..?”
Saya langsung jawab di” F” restaurant, terus langsung nonton film. Akhirnya diakhir percakapan kami janjian untuk ketemu besok jam 3 sore.
Keesokan harinya tepat jam 3 sore ada seorang wanita rambut panjang, tinggi 165 cm, pakaian kuning dengan rok merah yang seksi, persis dengan janjiannya, pikiranku langsung tak karuan, saya bersumpah saya harus dapat mencium dan menyetubuhinya. Hanya ngobrol sebentar, kami langsung ke bioskop yang terkenal, setalah sampai di bioskop kami beli karcis masuk, kebetulan kami berdua dapat tempat duduk dipinggir.
Setelah film dimulai, didalam celanaku ada terasa yang sangat ganjil ternyata ‘torpedoku mulai berdiri kencang’. Kemudian kuberanikan untuk memegang tangannya yang begitu halus dan lembut, ternyata Tante Rina hanya diam saja. Saya berbisik,
“Tante bohong katanya ditelpon bilang sudah nenek-nenek tapi nyatanya masih seperti umur 20-an tahun, beruntung yah suami Tante.”
Lalu aku berbisik lagi,” Mana janjinya Tante.. Katanya boleh cium, kalau nggak lari..”
Kemudian dia melihat sekeliling,” Malu nanti ketahuan orang,” saya bilang kembali,” Sepi kok Tante..”
Dalam keremangan saya melihat Tante Rina merapat-rapatkan kedua bibirnya untuk membersihkan lipstiknya. Saya mulai mendekatkan bibir saya pada telinga Tante Rina. Busyet wangi sekali, kemudian tanpa ragu lagi saya makin berani mendekatkan bibir saya dipipi Tante Rina dan seterusnya kulumat bibir Tante Rina. Mulanya Tante Rina hanya diam lama kelamaan Tante Rina terbawa arus dan segera melawan lumatanku dengan penuh gairah. Kemudian tanganku mulai kumainkan di sekitar badannya Tante Rina, dan sampai di buah dadanya. Waduh montok sekali buah dadanya Tante Rina, setalah itu langsung kuremas dan pelintir puting susunya. Nafas Tante Rina mulai ngos-ngosan.
Tiba-tiba tanganku disentakkan dan ciuman saya dihentikan. Tante Rina sadar bahwa dia sudah mengkhianati suaminya.
“Sudah dong..!jangan terlalu jauh saya sudah nikah.”
Tapi saya tidak mau nyerah sampai disitu, dengan penuh trik saya mulai pegang kembali tangannya dan tanpa rasa ragu tangannya kubimbing ke arah kemaluanku yang sudah besar(kupikir saya pasti ditampar karena kurang ajar). Ternyata Tante Rina hanya diam saja terpaku dengan besarnya barangku, lalu saya keluarkan kemaluanku, saya tempelkan tangan Tante Rina dikemaluanku, Tante Rina terhenyak.
“Nekad kamu”
“Biarin Tante,” balasku nakal..
“Besar dan panjang juga barang kamu”. Bisik Tante Rina genit..
“Iya Tante, saya sudah tidak tahan lagi,” balasku mesra
“Nanti saja keluarin di kamar mandi,” goda Tante Rina.
“Enggak mau, pingin sama tangan Tante Rina!” bisikku manja.
“Pusing ya..” Tante Rina terus menggodaku.
“Iyah..” balasku mantap.
Kemudian saya menyuruh Tante Rina untuk mengocok barangku. Saat itu Tante Rina menolak, tapi dengan segala cara yang saya mainkan akhirnya Tante Rina mau juga mengocok barangku yang sudah besar.
“Oooh.. syyhhkk.. nikmatnya..”
Tangan Tante Rina yang super halus dan penuh pengalaman mengocok barangku. Selang beberapa menit”Sreet.. sreett..” keluar sudah spermaku akibat kocokan mesra tangan Tante Rina.
Ketika film selesai saya dan Tante Rina keluar dan jalan-jalan. Kami berdua membeli permen karet dan terus jalan-jalan kembali, makan, hingga tanpa terasa jam menunjukkan pukul 09.30 malam. Kemudian saya bertanya,
“Tante Rina nggak dimarahin sama Om.. pulang terlambat?”
“Tadi sudah bilang ada teman yang ulang tahun, jadi pulang agak lambat..”
Kemudian Saya mengantarnya pulang. Didalam perjalanan pulang terlihat plang hotel, pikiranku mulai nggak karuan. Bawah saja Tante Rina kesini. Tanpa banyak pikir saya langsung membelokkan mobil ke hotel.
Tante Rina protes, “Mau ngapain kesini..?”
“Kita ngobrol.. untuk saling kenal lagi Tante.. Saya nggak akan nakal Tante,” balasku mesra, Tante Rina diam saja. Ternyata Tante Rina sudah nggak tahan dan ingin sekali merasakan kenikmatan sesaat walau itu bukan dengan suaminya.
Saya mengajak Tante Rina untuk turun dari mobil, dan kami berdua pergi masuk ke dalam, setelah itu saya memesan kamar. Ketika telah didalam kamar, Tante Rina tampak kikuk, kucoba menenangkannya,
“Santai saja Tante Rina..”
Lalu Tante Rina membuka sepatunya, saya menghampirinya.
Wah Tante Rina badannya lebih pendek dengan saya, tapi nggak ada pengaruh kalau sudah ditempat tidur.
“Tante Rina, saya pingin cium bibir Tante lagi..”
Lalu aku menghampirinya, Tante Rina diam saja. Kemudian kulumat bibirnya. Dengan setengah paksa kubuka bajunya lalu celana panjangnya sampai Tante Rina terlihat bugil, Tante Rina berontak lalu kujepit badannya yang seksi dan montok.
“Donal.. jangan Donal.. jangan maksa dong..”
Saya tidak peduli, dengan cepat saya buka celana saya kemudian dengan sigap kujilati toketnya Tante Rina, sampai ke lubang” V” Tante Rina. Tante Rina merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kemudian saya mengocok-ngocok lubangnya sampai Tante Rina merasakan nikmat untuk yang kedua kalinya. Kemudian kami berganti posisi sekarang gilirannya Tante Rina yang menghisap punyaku, setelah 15 menit kami melakukan pemanasan kumasukkan barangku yang besar dan panjang ke lubang vagina Tante Rina yang sudah basah, dengan cepat kugerakkan punyaku turun naik. Masih barangku menancap di lubang vagina Tante Rina, saya guling-gulingkan badannya sehingga kadang dia diatas kadang dia dibawah. Kami melakukannya dengan penuh mesra.
Lama-lama Tante Rina terangsang juga dan ingin cepat keluar, akhirnya Tante Rina mencapai orgasme. Melihat akan hal itu saya terus mempercepat goyangan. Akhirnya disaat posisi dog style, saya merasakan ada sesuatu yang ingin keluar, srroott.. sroott..
Saya memasukkan semua air mani saya ke lubang vagina Tante Rina. Setelah itu saya jilati bibir kemaluan Tante Rina sampai kemudian Tante Rina orgasme yang kesekian kalinya, lalu kemudian kami berdua terlentang di tempat tidur. Setelah 10 menit kami istirahat, kami berdua mandi. Dan kami melakukannya lagi di kamar mandi. Setelah 10 menit kami melakukannya, belum sempat selesai terdengar bunyi suara HP, yang ternyata dari suaminya. Kami menyudahinya dan Tante Rina mengangkat telpon.
Setelah selesai bicara dengan suaminya di HP, Tante Rina datang berbisik, Donal kamu memang hebat, dibandingkan suami saya. Dan jika Tante Rina ingin berhubungan lagi dengan kamu, bolehkah..? Tante Rina menghubungi kamu lagi. Kemudian saya menjawab,
“Boleh.. saya siap melayani Tante.”
“Tante mau pulang pulang dulu karena suami Tante sudah cemas..”
Akhirnya impianku terwujud untuk menyetubuhi Tante Rina yang seksi. Sampai saat ini Tante Rina sering menghubungi saya. Karena suaminya tidak dapat memuaskannya. Dan sekarang Tante Rina sedang mengandung, entah itu punya saya atau suaminya yang jelas Tante Rina sangat puas dengan kenikmatan yang saya kasih.
*****
Bagi Tante-Tante yang tinggal didaerah Manado yang merasa kesepian dan ingin berhubungan sex yang luar biasa nikmatnya, silahkan hubungi saya. Dan bagi para remaja wanita yang tinggal di Manado yang ingin sekali mencoba kenikmatan silahkan hubungi saya. Saya pasti akan membalasnya.

Dinda & Seks Pertamanya

Nama saya Dinda. Sebenarnya itu bukan nama asli saya, tetapi nama samaran yang diberikan Arthur dalam kisahnya di Arthur: Snow, Ski & Sex. Saya ingin membagikan juga kisah saya tetapi saya menumpang saja memakai account Arthur di 17Tahun.com. Menurut orang, wajah saya cantik sekali. Mataku yang sayu sering membuat pria tergila-gila padaku. Saya sendiri tidak GR tapi saya merasa pria banyak yang ingin bersetubuh dengan saya. Saya senang saja karena pada dasarnya saya juga senang ML.

Saya dibesarkan di keluarga yang taat beragama. Dari SD hingga SMP saya disekolahkan di sebuah sekolah berlatar belakang agama. Sebenarnya dari kelas 6 SD, gairah seksual saya tinggi sekali tetapi saya selalu berhasil menekannya dengan membaca buku. Selesai SMP tahun 1989, saya melanjutkan ke SMA negeri di kawasan bulungan, Jakarta Selatan.

Di hari pertama masuk SMA, saya sudah langsung akrab dengan teman-teman baru bernama Vera, Angki dan Nia. Mereka cantik, kaya dan pintar. Dari mereka bertiga, terus terang yang bertubuh paling indah adalah si Vera. Tubuh saya cenderung biasa saja tetapi berbuah dada besar karena dulu saya gemuk, tetapi berkat diet ketat dan olah raga gila-gilaan, saya berhasil menurunkan berat badan tetapi payudaraku tetap saja besar.

Di suatu hari Sabtu, sepulang sekolah kami menginap ke rumah Vera di Pondok Indah. Rumah Vera besar sekali dan punya kolam renang. Di rumah Vera, kami ngerumpi segala macam hal sambil bermalas-malasan di sofa. Di sore hari, kami berempat ganti baju untuk berenang. Di kamar Vera, dengan cueknya Vera, Angki dan Nia telanjang didepanku untuk ganti baju. Saya awalnya agak risih tetapi saya ikut-ikutan cuek. Saya melirik tubuh ketiga teman saya yang langsing. Ku lirik selangkangan mereka dan bulu kemaluan mereka tercukur rapi bahkan Vera mencukur habis bulu kemaluannya. Tiba-tiba si Nia berteriak ke arah saya..

"Gile, jembut Dinda lebat banget"
Kontan Vera dan Angki menengok kearah saya. Saya menjadi sedikit malu.

"Dicukur dong Dinda, enggak malu tuh sama celana dalam?" kata Angki.
"Gue belum pernah cukur jembut" jawabku.
"Ini ada gunting dan shaver, cukur aja kalau mau" kata Vera.

Saya menerima gunting dan shaver lalu mencukur jembutku di kamar mandi Vera. Angki dan Nia tidak menunggu lebih lama, mereka langsung menceburkan diri ke kolam renang sedangkan Vera menunggui saya. Setelah mencoba memendekkan jembut, Vera masuk ke kamar mandi dan melihat hasil saya.

"Kurang pendek, Dinda. Abisin aja" kata Vera.
"Nggak berani, takut lecet" jawabku.
"Sini gue bantuin" kata Vera.

Vera lalu berjongkok di hadapanku. Saya sendiri posisinya duduk di kursi toilet. Vera membuka lebar kaki saya lalu mengoleskan shaving cream ke sekitar vagina. Ada sensasi getaran menyelubungi tubuhku saat jari Vera menyentuh vaginaku. Dengan cepat Vera menyapu shaver ke jembutku dan menggunduli semua rambut-rambut didaerah kelaminku. Tak terasa dalam waktu 5 menit, Vera telah selesai dengan karyanya. Ia mengambil handuk kecil lalu dibasahi dengan air kemudian ia membersihkan sisa-sisa shaving cream dari selangkanganku.

"Bagus kan?" kata Vera.

Saya menengok ke bawah dan melihat vaginaku yang botak seperti bayi. OK juga kerjaannya. Vera lalu jongkok kembali di selangkanganku dan membersihkan sedikit selangkanganku.

"Dinda, elo masih perawan ya?" kata Vera.
"Iya, kok tau?"
"Vagina elo rapat banget" kata Vera.

Sekali-kali jari Vera membuka bibir vagina saya. Nafasku mulai memburu menahan getaran dalam tubuhku. Ada apa ini? Tanya saya dalam hati. Vera melirik ke arahku lalu jarinya kembali memainkan vaginaku.

"Ooh, Vera, geli ah"

Vera nyengir nakal tapi jarinya masih mengelus-elus vaginaku. Saya benar-benar menjadi gila rasanya menahan perasaan ini. Tak terasa saya menjambak rambut Vera dan Vera menjadi semakin agresif memainkan jarinya di vaginaku. Dan sekarang ia perlahan mulai menjilat vagina saya.

"Memek kamu wangi"
"Jangan Vera" pinta saya tetapi dalam hati ingin terus dijilat.

Vera menjilat vagina saya. Bibir vagina saya dibuka dan lidahnya menyapu seluruh vagina saya. Klitorisku dihisap dengan keras sehingga nafas saya tersentak-sentak. Saya memejamkan mata menikmati lidah Vera di vaginaku. Tak berapa lama saya merasakan lidah Vera mulai naik kearah perut lalu ke dada. Hatiku berdebar-debar menantikan perbuatan Vera berikutnya. Dengan lembut tangan Vera membuka BH-ku lalu tangan kanannya mulai meremas payudara kiriku sedangkan payudara kananku dikulum oleh Vera. Inikah yang namanya seks? Tanyaku dalam hati. 18 tahun saya mencoba membayangkan kenikmatan seks dan saya sama sekali tak membayangkan bahwa pengalaman pertamaku akan dengan seorang perempuan. Tetapi nikmatnya luar biasa. Vera mengulum puting payudaraku sementara tangan kanannya sudah kembali turun ke selangkanganku dan memainkan klitorisku. Saya menggeliat-geliat menikmati sensualitas dalam diriku. Tiba-tiba dari luar si Nia memanggil..

"Woi, lama amat di dalam. Mau berenang enggak?"

Vera tersenyum lalu berdiri. Saya tersipu malu kemudian saya bergegas memakai baju berenang dan kami berdua menyusul kedua teman yang sudah berenang. Di malam hari selesai makan malam, kita berempat nonton TV dikamar Vera. Oiya, orang tua Vera sedang keluar negeri sedangkan kakak Vera lagi keluar kota karenanya rumah Vera kosong. Setelah bosan menonton TV, kami menggosipkan orang-orang di sekolah. Pembicaraan kami ngalor-ngidul hingga Vera membuat topik baru dengan siapa kita mau bersetubuh di sekolah. Angki dan Nia sudah tidak perawan sejak SMP. Mereka berdua menceritakan pengalaman seks mereka dan Vera juga menceritakan pengalaman seksnya, saya hanya mendengarkan kisah-kisah mereka.

"Kalau gue, gue horny liat si Ari anak kelas I-6" kata Nia.
"Iya sama dong, tetapi gue liat horny liat si Marcel. Kayaknya kontolnya gede deh" kata Angky.
"Terus terang ya, gue dari dulu horny banget liat si Alex. Sering banget gue bayangin kontol dia muat enggak di vagina gue. Sorry ya Vera, gue kan tau Alex cowok elo" kata saya sambil tersenyum.
"Hahaha, nggak apa-apa lagi. Banyak kok yang horny liat dia. Si Angky dan Nia juga horny" kata Vera. Kami berempat lalu tertawa bersama-sama.

Di hari Senin setelah pulang sekolah, Vera menarik tangan saya.

"Eh Dinda, beneran nih elo sering mikirin Alex?"
"Iya sih, kenapa? Nggak apa-apa kan gue ngomong gitu?" tanya saya.
"Nggak apa-apa kok. Gue orangnya nyantai aja" kata Vera.
"Pernah kepikiran enggak mau ML?" Vera kembali bertanya.
"Hah? Dengan siapa?" tanya saya terheran-heran.
"Dengan Alex. Semalam gue cerita ke Alex dan Alex mau aja ML dengan kamu"
"Ah gila loe Vera" jawab saya.
"Mau enggak?" desak Vera.
"Terus kamu sendiri gimana?" tanya saya dengan heran.
"Saya sih cuek aja. Kalo bisa bikin teman senang, kenapa enggak?" kata Vera.
"Ya boleh aja deh" kata saya dengan deg-degan.
"Mau sekarang di rumahku?" kata Vera.
"Boleh"

Saya naik mobil Vera dan kami berdua langsung meluncur ke Pondok Indah. Setiba di sana, saya mandi di kamar mandi karena panas sekali. Sambil mandi, perasaan saya antara tegang, senang, merinding. Semua bercampur aduk. Selesai mandi, saya keluar kamar mandi mengenakan BH dan celana dalam. Saya pikir tidak ada orang di kamar. Saya duduk di meja rias sambil menyisir rambutku yang panjang. Tiba-tiba saya kaget karena Vera dan Alex muncul dari balkon kamar Vera. Rupanya mereka berdua sedang menunggu saya sambil mengobrol di balkon.

"Halo Dinda" kata Alex sambil tersenyum.

Saya membalas tersenyum lalu berdiri. Alex memperhatikan tubuhku yang hanya ditutupi BH dan celana dalam. Tubuh Alex sendiri tinggi dan tegap. Alex masih campuran Belanda Menado sehingga terlihat sangat tampan.

"Hayo, langsung aja. Jangan grogi" kata Vera bagaikan germo.

Alex lalu menghampiriku kemudian ia mencium bibirku. Inilah pertama kali saya dicium di bibir. Perasaan hangat dan getaran menyelimuti seluruh tubuhku. Saya membalas ciuman Alex dan kita berciuman saling berangkulan. Saya melirik ke Vera dan saya melihat Vera sedang mengganti baju seragamnya ke daster. Alex mulai meremas-remas payudaraku yang berukuran 34C. Saya membuka BH-ku sehingga Alex dengan mudah dapat meremas seluruh payudara. Tangan kirinya diselipkan kedalam celana dalamku lalu vaginaku yang tidak ditutupi sehelai rambut mulai ia usap dengan perlahan. Saya menggelinjang merasakan jari jemari Alex di selangkanganku. Alex lalu mengangkat tubuhku dan dibaringkan ke tempat tidur. Alex membuka baju seragam SMA-nya sampai ia telanjang bulat di hadapanku. Mulut saya terbuka lebar melihat kontol Alex yang besar. Selama ini saya membayangkan kontol Alex dan sekarang saya melihat dengan mata kapala sendiri kontol Alex yang berdiri tegak di depan mukaku. Alex menyodorkan kontolnya ke muka saya. Saya langsung menyambutnya dan mulai mengulum kontolnya. Rasanya tidak mungkin muat seluruh kontolnya dalam mulutku tetapi saya mencoba sebisaku menghisap seluruh batang kontol itu.

Saya merasakan tangan Alex kembali memainkan vaginaku. Gairah saya mulai memuncak dan hisapanku semakin kencang. Saya melirik Alex dan kulihat ia memejamkan matanya menikmati kontolnya dihisap. Saya melirik ke Vera dan Vera ternyata tidak mengenakan baju sama sekali dan ia sudah duduk di tempat tidur. Alex lalu membalikkan tubuhku sehingga saya dalam posisi menungging.

Saya agak bingung karena melihat Vera bersimpuh dibelakang saya. Ah ternyata Vera kembali menjilat vagina saya. Nafas saya memburu dengan keras menikmati jilatan Vera di kemaluan saya. Di sebelah kanan saya ada sebuah kaca besar dipaku ke dinding. Saya melirik ke arah kaca itu dan saya melihat si Alex yang sedang menyetubuhi Vera dalam posisi doggy style sedangkan Vera sendiri dalam keadaan disetubuhi sedang menikmati vaginaku.

Wah ini pertama kali saya melihat ini. Saya melihat wajah Alex yang ganteng sedang sibuk ngentot dengan Vera. Gairah wajah Alex membuat saya semakin horny. Sekali-kali lidah Vera menjilat anus saya dan kepalanya terbentur-bentur ke pantat saya karena tekanan dari tubuh Alex ke tubuh Vera. Tidak berapa lama, Alex menjerit dengan keras sedangkan Vera tubuhnya mengejang. Saya melihat kontol Alex dikeluarkan dari vagina Vera. Air maninya tumpah ke pinggir tempat tidur.

Alex terlihat terengah-engah tetapi matanya langsung tertuju ke vagina saya. Bagaikan sapi yang akan dipotong, Alex dengan mata liar mendorong Vera ke samping lalu ia menghampiri diriku. Alex mengarahkan kontolnya yang masih berdiri ke vaginaku. Saya sudah sering mendengar pertama kali seks akan sakit dan saya mulai merasakannya. Saya memejamkan mata dengan erat merasakan kontol Alex masuk ke vaginaku. Saya menjerit menahan perih saat kontol Alex yang besar mencoba memasuki vaginaku yang masih sempit. Vera meremas lenganku untuk membantu menahan sakit.

"Aduh, tunggu dong, sakit nih" keluh saya.

Alex mengeluarkan sebentar kontolnya kemudian kembali ia masukkan ke vaginaku. Kali ini rasa sakitnya perlahan-lahan menghilang dan mulai berganti kerasa nikmat. Oh ini yang namanya kenikmatan surgawi pikir saya dalam hati. Kontol Alex terasa seperti memenuhi seluruh vaginaku. Dalam posisi nungging, saya merasakan energi Alex yang sangat besar. Saya mencoba mengimbangi gerakan tubuh Alex sambil menggerakkan tubuhku maju mundur tetapi Alex menampar pantatku.

"Kamu diam aja, enggak usah bergerak" katanya dengan galak.
"Jangan galak-galak dong, takut nih Dinda" kata Vera sambil tertawa. Saya ikut tertawa.

Vera berbaring di sebelahku kemudian ia mendekatkan wajahnya ke diriku lalu ia mencium bibirku! Wah, bertubi-tubi perasaan menyerang diriku. Saya benar-benar merasakan semua perasaan seks dengan pria dan wanita dalam satu hari. Awalnya saya membiarkan Vera menjilat bibirku tetapi lama kelamaan saya mulai membuka mulutku dan lidah kami saling beradu.

Saya merasakan tangan Alex yang kekar meremas-remas payudaraku sedangkan tangan Vera membelai rambutku. Saya tak ingin ketinggalan, saya mulai ikut meremas payudara Vera yang saya taksir berukuran 32C. Kurang lebih lima menit kita bertiga saling memberi kenikmatan duniawi sampai Alex mencapai puncak dan ia ejakulasi. Saya sendiri merasa rasanya sudah orgasme kurang lebih 4 kali. Alex mengeluarkan kontolnya dari vaginaku dan Vera langsung menghisap kontolnya dan menelan semua air mani dari kontol Alex.

Saya melihat Alex meraih kantong celananya dan mengambil sesuatu seperti obat. Ia menelan obat itu dengan segelas air di meja rias Vera. Saya melihat kontol Alex yang masih berdiri tegak. Dalam hati saya bertanya-tanya bukankah setiap kali pria ejakulasi pasti kontolnya akan lemas? Kenapa Alex tidak lemas-lemas? Belakangan saya tau ternyata Alex memakan semacam obat yang dapat membuat kontolnya terus tegang.

Setelah minum obat, Alex menyuruh Vera berbaring ditepi tempat tidur lalu Alex kembali ngentot dengan Vera dalam posisi missionary. Vera memanggil saya lalu saya diminta berbaring diatas tubuh Vera. Dengan terheran-heran saya ikuti kemauan Vera.

Saya menindih tubuh Vera tetapi karena kaki Vera sedang ngangkang karena dalam posisi ngentot, terpaksa kaki saya bersimpuh disebelah kiri dan kanan Vera. Saya langsung mencium Vera dan Vera melingkarkan lengannya ke tubuhku dan kami berdua berciuman dengan mesra. Saya merasakan tangan Alex menggerayangi seluruh pantatku. Ia membuka belahan pantatku dan saya merasakan jarinya memainkan anusku.

Saya menggumam saat jarinya mencoba disodok ke anusku tetapi Alex tidak melanjutkan. Beberapa menit kemudian, Vera menjerit dengan keras. Tubuhnya mengejang saat air mani Alex kembali tumpah dalam vaginanya. Saya mencoba turun dari pelukan Vera tetapi Vera memeluk tubuhku dengan keras sehingga saya tidak bisa bergerak. Tak disangka, Alex kembali menyodorkan kontolnya ke vaginaku. Saya yang dalam posisi nungging di atas tubuh Vera tidak bisa menolak menerima kontol Alex.

Alex kembali memompakan kontolnya dalam vaginaku. Saya sebenarnya rasanya sudah lemas dan akhirnya saya pasrah saja disetubuhi Alex dengan liar. Tetapi dalam hatiku saya senang sekali dientotin. Berkali-kali kontol Alex keluar masuk dalam vaginaku sedangkan Vera terus menerus mencium bibirku. Kali ini saya rasa tidak sampai 3 menit Alex ngentot dengan saya karena saya merasakan cairan hangat dari kontol Alex memenuhi vaginaku dan Alex berseru dengan keras merasakan kenikmatan yang ia peroleh. Saya sendiri melenguh dengan keras. Seluruh otot vaginaku rasanya seperti mengejang. Saya cengkeram tubuh Vera dengan keras menikmati sensual dalam diriku.

Alex lalu dalam keadaan lunglai membaringkan dirinya ke tempat tidur. Vera menyambutnya sambil mencium bibirnya. Mereka berdua saling berciuman. Saya berbaring disebelah kiri Alex sedangkan Vera disebelah kanannya. Kita bertiga tertidur sampai jam 5 sore. Setelah itu saya diantar pulang oleh Vera.

****

Itu adalah pengalaman seksku yang sangat berkesan. Bertahun-tahun kemudian saya sering horny tetapi saya harus memendam perasaan itu karena belum tahu cara melampiaskannya. Dan sekarang saya merasa senang sekali karena akhirnya bisa merasakan kenikmatan bersetubuh baik dengan pria maupun wanita. Masing-masing ternyata mempunyai kenikmatan tersendiri.

Kehebatan Guru India

Namaku Yen Hung saat ini berusia 39 tahun bersuami seorang pengusaha yang cukup sukses punya anak mulai beranjak remaja, hidup kami cukup bahagia dan nyaris tanpa masalah yang berarti, namun karena terlalu banyak waktu luang, aku sering memutar film biru yang menayangkan hubungan sex yang penuh variasi dan juga alat kelamin laki-laki yang begitu besar dan panjang mungkin menjadi penyebab hubungan pasutri kami terasa agak hambar dan datar, jauh di dalam kemaluanku ada sesuatu yang berdenyut mendambakan sentuhan yang tak pernah didapat dari kemaluan suami yang pendek dan kecil, kesibukan kerja membuat staminanya lemah hingga kurang dari tiga menit biasanya dia sudah terkapar tak berdaya lagi, sementara aku masih segar dan menggebu.

Berawal dari keinginan menghilangkan kejenuhan aku ikut kursus bahasa Inggris yang kebetulan sang guru orang India bernama Rajesh Rangoonwala, biasa dipanggil bung Raj tubuhnya tinggi besar kulit hitam dengan bulu lebat, entah bagaimana berawal namun aku cukup akrab dengan Raj yang enak diajak ngobrol sembari latihan bahasa Inggris, Raj kelihatannya menaruh perhatian pada diriku, bila aku duduk di baris paling depan sering dia melirik pahaku yang putih tersembul dari rok ku, anehnya aku merasa senang dengan pandangan Rajesh yg penuh birahi tsb.

Raj mengundangku makan di sebuah hotel, walau bisa menebak maksud kelanjutan makan tsb namun anehnya aku menerima ajakannya.


Bahkan aku mempersiapkan diri dengan mandi keramas serta menggosok bagian intim tubuhku, aku pandangi tubuhku di cermin buah dada yg kecil namun indah dengan puting kemerahan, perut masih rata, liang sanggama yg masih sempit warna kemerahan ditumbuhi rambut yang rapi, sempat agak ngeri aku membayangkan tubuh raksasa hitam berbulu lebat setinggi lebih 190 cm dengan berat 90 kg akan menindih tubuhku yang putih mungil hanya setinggi 158 cm dan berat 45 kg, namun karena keinginan bertualang serta rasa gatal karena denyutan di bagian paling dalam liang sanggamaku yang mungkin dapat dicapai dan digaruk oleh panjangnya kemaluan Raj membuat aku mantap ingin menemuinya.

Setelah makan malam seperti dugaanku Raj mengajakku menuju sebuah kamar di hotel itu, begitu masuk kamar dia langsung merengkuh dan melumat bibirku, jemari Raj sangat piawai dalam melucuti pakaianku, dalam waktu singkat kaus dan bra ku sudah tergolek di lantai, ada rasa ngeri waktu Raj merebahkan tubuhku yang hanya setinggi 158 cm dan berat 45 kg berkulit putih telentang di kasur sementara Raj yang tingginya 190 cm dan beratnya 90 kg berkulit hitam penuh bulu berada di atasku dengan rakus meremas dan menjilati payudaraku yang putih, pentilnya yg berwarna merah dia hisap hingga aku menggelinjang menahan rasa geli dan nikmat yang begitu hebat, setelah dia puas mempermainkan kedua payudaraku kini tangan Raj melucuti rok dan Cd ku, tubuhku bergetar merasakan sensasi pertama dalam seumur hidupku waktu lidah Raj menjilati bibir kemaluanku, mulut Raj menyedot habis cairan pelumas dalam liang sanggamaku bagai minum juice sampai tubuhku meliuk-liuk sambil mendesis bak ular kepanasan merasakan nikmat tiada tara sewaktu lidah Raj menjilati kelentitku, kenikmatan yang belum pernah sekalipun diberikan oleh suami tercinta, selama lebih lima menit seluruh bagian kemaluanku dikerjain oleh mulut dan lidah Raj dengan sangat handal dan selama itu pula aku harus berjuang menahan rasa geli dan nikmat yang sangat hebat hingga akhirnya pertahannanku jebol, tubuhku mengejang karena orgasme yang begitu indah hingga tak sadar aku menjerit histeris.

Setelah nafasku kembali normal kini giliranku mempreteli pakaian Rajesh satu persatu , aku terpaha melihat tubuh hitam besar dimana hampir seluruhnya ditumbuhi bulu yang hitam lebat dan aku terpekik kaget waktu melepas Cd Raj serta melihat batang kemaluan yang hitam legam dan demikian besar dibalut urat-urat besar tampah kokoh yang siap untuk membobol dan merobek gawang kewanitaan ku. Ada rasa ngeri membayangkan benda yang hampir tiga kali lebih besar dari punya suamiku akan menembus tubuhku, namun karena birahi yang meninggi aku ingin merasakan sodokan tongkat hitam India.


Raj menyadari ketakutanku, maka dia mangangkatku kepangkuannya agar aku dapat mengatur masuknya batang kemaluan Raj sesuai keinginan, perlahan dan susah payah aku masukkan kepala kemaluan Raj kedalam liang sanggama ku ada sedikit rasa ngilu waktu aku menekan hingga sepertiganya masuk namun kemudian rasa nikmat perlahan muncul kemudian aku membuat gerakan naik turun perlahan, tubuhku yang kecil dan putih tampak seperti anak kecil yang sedang dipangku monster hitam, biasanya bila dengan suami dalam posisi diatas aku selalu memegang kendali dengan membuat gerakan kekiri-kanan serta memutar, namun kali ini aku merasakan seluruh kemaluanku penuh sesak tak ada celah hingga aku hanya bisa membuat gerakan naik turun itupun secara perlahan agar batang kemaluan Raj tidak melesak lebih dalam, sambil naik turun aku dapat meraba dan menciumi dada Raj yang bidang dan penuh bulu, aroma tubuh India yang awalnya kurang nyaman bagiku lama kelamaan menjadi daya tarik tersendiri membuat kemaluanku makin basah dan licin hingga tanpa sadar kemaluan Raj telah masuh 2/3 bagian hingga aku dapat merasakannya menyentuh bagian yang tak pernah tersentuh, sodokan kepala kemaluan Raj menjadi penawar rasa gatal dibagian itu hingga aku merasakan arus listrik yang sangat kuat mengalir menjalar dari bawah hingga ke ubun-ubun dan akhirnya meledak menjadi orgasme kedua yang sangat indah.

Tubuhku lunglai bergelayut dalam rangkulan Raj yang masih perkasa, dia merebahkan tubuhku perlahan hingga telentang dimana kemaluannya yang makin mengeras tetap menancap dalam tubuhku, mungkin cairan orgasme keduaku memperlicin liang kemaluanku hingga tak terlalu sulit Raj menekan seluruh batang kemaluan raksasa nya melesak seluruhnya kedalam liang kemaluanku hingga aku rasakan sensasi yang bukan main karena kepala kemaluan Raj menyundut mulut rahimku membuat aku berteriak dan menyumpah serapah sebagai ungkapan kenikmatan tiada tara yang belum pernah kurasakan seumur hidup, setelah hampir sepuluh menit kemudian kami menggelepar karena ledakan orgasme bersamaan mengakhiri pergulatan dua tubuh yang berlainan warna kulit serta ukuran ini, aku tak bisa menggambarkan betapa indah atau nikmatnya sensasi ledakan orgasme ketiga ku yang panjang sekali, peluh kami bercucuran sambil berangkulan dalam posisi miring kami tidur pulas dimana kedua tubuh kami masih berlekatan.

Saat terbangun aku mengelus dada Raj yang penuh bulu “ Rajesh , My Love !” dan dijawabnya “ Yen Hung , My Sweet Darling !”